33.4 C
Jakarta
BerandaPEMERINTAHANDari Secangkir Kopi Jadi Persaudaraan: Festival Ngopi Sepuluh Ewu Warnai Desa Kemiren...

Dari Secangkir Kopi Jadi Persaudaraan: Festival Ngopi Sepuluh Ewu Warnai Desa Kemiren Banyuwangi

BANYUWANGI –  Media Istana.com // Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi kembali menggelar tradisi tahunan bertajuk Festival Ngopi Sepuluh Ewu (10.000) Cangkir, sebuah ajang kebersamaan yang telah menjadi ikon budaya masyarakat Using. Acara yang digagas oleh Pemerintah Desa Kemiren ini bukan hanya sekadar pesta kopi, tetapi juga bentuk nyata dari upaya pelestarian budaya sekaligus penguatan identitas Desa Kemiren sebagai desa wisata unggulan berskala nasional dan internasional.

Kepala Desa Kemiren, Mohamad Arifin, menjelaskan bahwa tradisi ngopi massal ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Using.

“Kegiatan ini sudah diselenggarakan setiap tahun. Tujuannya, pertama untuk mempererat tali silaturahmi antar warga, dan kedua untuk terus membranding Desa Kemiren sebagai desa budaya Using yang kental dengan tradisi minum kopi,” ujarnya.

Menurut Arifin, Festival Ngopi Sepuluh Ewu (10.000) Cangkir bukan hanya tentang minuman kopi, melainkan juga simbol kebersamaan dan persaudaraan.

“Filosofinya sederhana, sak duluran sak cangkir, artinya sekali tuang kopi kita bersaudara. Dari secangkir kopi tumbuh komunikasi, keakraban, dan semangat gotong royong,” tuturnya penuh makna.

Lebih jauh, Arifin menuturkan bahwa semangat pelestarian budaya ini telah berbuah hasil manis. Desa Kemiren kini ditetapkan sebagai Best Tourism Village oleh Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPP).

“Ini sebuah kebanggaan besar bagi kami. Hasil dari kerja keras seluruh elemen masyarakat, terutama generasi muda yang aktif dalam mengembangkan potensi wisata budaya dan UMKM lokal,” katanya dengan rasa syukur.

Festival ini pun menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk memperkuat perekonomian desa. Banyak warga yang turut berpartisipasi dengan membuka lapak, menyediakan tempat duduk, hingga menyiapkan cangkir-cangkir kopi dari rumah masing-masing.

“Inilah bentuk pemberdayaan masyarakat yang nyata. Semua warga ikut ambil bagian. Selain memperkenalkan budaya, kegiatan ini juga berdampak langsung pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan warga,” imbuh Arifin.

Arifin juga mengenang awal mula tradisi ngopi massal ini dimulai. Sejak tahun 2013, masyarakat Desa Kemiren telah memperkenalkan tradisi nyangrai kopi secara manual, bahkan kala itu turut dihadiri oleh Dahlan Iskan, mantan Menteri BUMN.

“Dari sanalah semangat membangun produk lokal kopi mulai tumbuh. Kami dibimbing oleh pakar kopi, Ir. Setiawan, yang mengajarkan cara merosting dan mengembangkan cita rasa kopi khas Using,” paparnya.

Dari pembinaan itu, lahirlah brand lokal ‘Kopi Jaranggo’, produk kebanggaan warga Kemiren yang kini dikenal luas di pasaran.

“Kopi ini menjadi simbol kebangkitan ekonomi desa. Dari semangat sederhana ngopi bareng, muncul gagasan besar untuk mengembangkan UMKM dan pariwisata lokal,” ucapnya.

Demi kelancaran acara, Pemerintah Desa Kemiren juga menyiapkan berbagai alternatif jalur menuju lokasi kegiatan. Pengunjung dari arah utara dapat melalui Bonyolangu, dari selatan lewat Olehsari, dan dari timur melalui jalur kota.

“Memang jalur utama menuju Kemiren tidak ada pintasan langsung. Tapi kami siapkan kantong-kantong parkir dan rute alternatif agar arus lalu lintas tetap lancar,” jelas Arifin.

Selain Festival Ngopi Sepuluh Ewu (10.000) Cangkir, Desa Kemiren juga dikenal dengan berbagai tradisi adat lainnya, seperti Barong Idhul Fitri dan Tumpeng Sewu saat Idul Adha. Rangkaian kegiatan tersebut menjadi pilar utama pelestarian budaya Using yang terus hidup di tengah modernisasi.

Arifin menegaskan, ke depan pihaknya berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan kolaborasi antar-desa wisata lainnya.

“Kami ingin kemasan festival ini terus diperindah, lebih kreatif, dan bisa menarik wisatawan lebih banyak lagi. Karena setiap cangkir kopi yang disajikan, sejatinya adalah undangan bagi siapa pun untuk datang dan merasakan hangatnya persaudaraan masyarakat Kemiren,” pungkasnya.

Reporter (Buang)

Stay Connected
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Must Read
Berita Terkait

MOHON DIBACA SEBELUM MENULIS BERITA

Berikut ini beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat menulis Berita :

- Perhatikan hukum:

Pastikan informasi yang Anda bagikan legal dan tidak mendukung ujaran kebencian, diskriminasi, kekerasan, atau aktivitas berbahaya lainnya.

 

- Hargai privasi:

Jangan bagikan informasi pribadi tentang orang lain tanpa persetujuan mereka. Ini termasuk nama, alamat, nomor telepon, dan detail sensitif lainnya.

 

- Pertimbangkan

dampaknya: Pikirkan tentang bagaimana kata-kata Anda dapat memengaruhi orang lain. Meskipun sesuatu secara teknis legal, itu mungkin menyakitkan atau menyinggung.

 

- Verifikasi informasi:

Sebelum membagikan informasi, terutama berita atau rumor, pastikan itu berasal dari sumber yang dapat dipercaya.

 

- Bertanggung jawab: Bertanggung jawablah atas informasi yang Anda bagikan. Bersiaplah untuk menjelaskan alasan Anda dan bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin terjadi.

Ingat, membangun komunitas daring yang aman dan saling menghormati adalah tanggung jawab semua orang. Mari kita gunakan kebebasan berekspresi kita dengan bijak!