Pesisir Barat, – 26 Agustus 2025 — Kasus dugaan penganiayaan terhadap dua remaja di Pesisir Barat terus bergulir. Polsek Pesisir Tengah, Polres Pesisir Barat, telah meningkatkan proses penyelidikan dengan memeriksa 10 anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang disebut-sebut berada di lokasi kejadian
Insiden terjadi pada 14 Agustus 2025 sekitar pukul 23.45 WIB di kawasan Kompleks Perkantoran Pemda Pesisir Barat. Dua remaja, Revan Sanjaya dan A. Nizar (16 tahun), mengaku dihentikan sejumlah anggota Satpol PP saat hendak menuju pasar malam. Motor mereka ditendang hingga terjatuh, lalu mereka mengalami cekikan, pukulan, dan injakan di kepala. Kedua korban menderita luka lebam dan trauma.
Menurut Kapolsek Pesisir Tengah, AKP Hadly Nasution, SE. MM., melalui Kanit Reskrim IPDA Satiawan Nunyai, S.IP. MH., polisi telah menerima laporan dan tengah melanjutkan penyelidikan.“Kami telah menerima laporan dan akan segera menindaklanjuti. Saat ini kami melakukan pemeriksaan ke kedua korban dan sedang mengumpulkan barang bukti serta keterangan saksi-saksi di lapangan,” ujar IPDA Satiawan Nunyai.
Hingga kini, sebanyak 10 anggota Satpol PP telah dimintai keterangan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengklarifikasi keterlibatan personel yang disebut berada di lokasi kejadian.
Konfirmasi Kasatpol PP Kabupaten Pesisir Barat, Cahyadi Muis, belum mendapat tanggapan hingga berita ini diturunkan. Pesan singkat melalui WhatsApp meski sudah terbaca tapi tidak dibalas. (Ada apakah dengan Kasatpol PP?)
Aktivis hukum Ruspandi, SH., menilai kasus ini harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah dan aparat penegak hukum.“Satpol PP adalah perangkat pemerintahan daerah dalam menjalankan dan menegakkan peraturan daerah. Sudah semestinya anggota Satpol PP bekerja profesional dan terukur sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan turunannya. Jika ada oknum anggota Satpol PP bekerja tidak profesional dan tidak mengacu pada peraturan daerah, maka mesti ada tindakan tegas dari aparat penegak hukum maupun satuan kerja perangkat daerah yang membawahi Satpol PP,” tegas Ruspandi.
Keluarga korban berharap kasus ini ditangani dengan transparan dan menuntut agar pihak berwenang segera menetapkan tersangka untuk mencegah spekulasi liar di masyarakat.“Kami hanya ingin keadilan untuk anak-anak kami. Kami percaya pada proses hukum, tapi jangan sampai berlarut-larut,” ungkap orang tua salah satu korban.
Kasus ini menjadi ujian serius bagi penegakan hukum dan akuntabilitas aparat di Pesisir Barat. Polisi terus melanjutkan penyelidikan, sementara publik menanti hasil yang objektif dan transparan.
Tunggu berita selanjutnya….. (Red)