Nias Selatan•||mediaistana.com~Dunia pendidikan di Kabupaten Nias Selatan (Nisel), Sumatera Utara, kembali tercoreng dengan dugaan kasus pelecehan seksual yang melibatkan seorang oknum guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Siduaori. Inisial MT, seorang guru, dilaporkan ke Polres Nias Selatan atas dugaan tindakan tidak senonoh terhadap siswinya sendiri, AZ (16), usai mengajak korban berfoto bersama.
Laporan ini, yang teregister dengan Nomor: STTLP/B/183/X/2025/SPKT/POLRES NIAS SELATAN/POLDA SUMATERA UTARA tertanggal 15 Oktober 2025, memicu gelombang kemarahan dan tuntutan keadilan.
Modus Klasik: Ajakan Foto Berujung Petaka Iblis
Kronologi kejadian, yang dihimpun mediaistana.com dari berbagai sumber, termasuk keterangan korban dan keluarga, mengungkap modus operandi yang terbilang klasik namun tetap memilukan. MT, yang dikenal sebagai guru di SMP negeri 2 Siduaori tersebut, diduga telah lama mengincar AZ.
Menurut pengakuan AZ kepada sejumlah wartawan, MT kerap melontarkan rayuan gombal dan ajakan untuk berfoto berdua.
“Sebelum kejadian, dia (MT) sering chat saya di messenger, ‘kapan kita foto bareng?’ Saya jawab, ‘gak tahu Pak’. Dia balas lagi, ‘gak lama-lama lagi bapak di sini, gak nyampe bulan September ini bapak mau pindah’. Saya jawab, ‘apa urusan saya dengan itu Pak?'” ungkap AZ, menirukan percakapannya dengan MT, Sabtu (18/10/2025) sore.
Puncaknya terjadi pada 28 Agustus 2025, ketika MT, melalui salah seorang siswi berinisial MH, memanggil AZ ke ruang kantor guru dengan dalih untuk dibuatkan kopi. Tanpa curiga, AZ menuruti permintaan tersebut. Namun, setelah MH meninggalkan ruangan, situasi berubah drastis.
Pengakuan Korban: Pelecehan di Ruang Kantor Sepi
“Setelah saya buatkan kopi, dia (MT) suruh saya di sebelahnya dan mengajak berfoto. Awalnya saya menolak, tapi dia memaksa,” tutur AZ dengan nada bergetar.
Dalam kondisi tertekan, AZ akhirnya menuruti permintaan MT untuk berfoto bersama. Namun, saat itulah, MT diduga melancarkan aksi bejatnya.
“Pundak saya dipegangnya, kemudian bagian dada saya juga dipegangnya. Atas itu, saya lalu memukul tangannya lalu pergi,” jelas AZ, menggambarkan detik-detik mencekam di ruang kantor guru yang sepi.
Keluarga Geram: Sekolah Terkesan Tutupi Kasus
Keluarga AZ, yang mengetahui kejadian ini dari pengakuan korban, geram dengan sikap pihak sekolah yang dinilai lamban dan terkesan menutupi kasus ini. FZ, pelapor yang juga merupakan kakek AZ, mengungkapkan kekecewaannya.
“Kami sangat kecewa dengan tanggapan kepala sekolah yang mengatakan bahwa ‘hal seperti itu biasa terjadi antara guru dan siswa’. Ini jelas tidak bisa diterima. Kami menduga ada upaya untuk melindungi pelaku,” tegas FZ.
Menurutnya, pihak sekolah bahkan sempat melakukan mediasi secara sepihak tanpa melibatkan keluarga korban.
“Kami tidak pernah dimintai persetujuan atau dilibatkan dalam proses apapun. Tiba-tiba saja mereka mengklaim bahwa masalah ini sudah diselesaikan secara damai. Ini jelas tidak adil,” ujarnya dengan nada geram.
Saat awak mediaistana.com konfirmasi kepada MT melalui chatt whatsapp, maka MT tidak merespon konfirmasi tersebut dan hasil konfirmasi terhadap MT di Chatt whatsapp chatang dua, dan hingga berita ini kita tayangkan.