Luwu Timur, 23 Oktober 2025 — Pagi itu, suasana di Wisma Golden House, Desa Puncak Indah, Malili terasa sedikit berbeda. Bukan hanya karena dentingan alat musik dan suara tawa peserta yang memenuhi ruangan, tapi juga karena semangat baru yang lahir dari anak-anak muda Luwu Timur: semangat untuk belajar, berkreasi, dan berwirausaha lewat dunia musik.
Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengembangan Kewirausahaan Pemuda Bidang Audio Musik resmi dibuka oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asisten II) Kabupaten Luwu Timur, Masdin, Kamis (23/10/2025).
Mengusung tema “Transformasi Musisi Luwu Timur Menuju Enterpreneur Muda dalam Audio Musik”, kegiatan yang digagas oleh Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparmudora) ini menghadirkan 25 peserta dari 11 kecamatan. Dua hari ke depan, mereka akan belajar tentang dunia tata suara, profesi soundman, hingga bagaimana menjadikan keahlian itu sebagai peluang usaha.
“Kita ingin melahirkan generasi muda yang tidak hanya pandai bermusik, tapi juga mampu menciptakan lapangan kerja dari hobinya,” ujar Masdin saat membuka acara.
Ia menambahkan, musik di Luwu Timur punya potensi besar untuk berkembang. “Kita ingin musisi kita bisa sejajar dengan daerah lain, kreatif, tangguh, dan beradaptasi dengan teknologi,” lanjutnya..
Sementara itu, Risal Mujur, Ketua Asosiasi Musisi Luwu Timur (AMLT) yang juga menjadi pemateri, menyebut kegiatan ini sebagai langkah konkret pemerintah dalam menguatkan ekosistem musik daerah.
“Bimtek ini bukan cuma soal teknik, tapi soal mindset. Bahwa musik bisa jadi ladang usaha, bukan sekadar hobi,” ujarnya.
Apresiasi juga datang dari Fitro Daeng Rewa, Korwil AMLT Wilayah Tomoni, yang menilai kegiatan ini menjadi momentum penting bagi musisi muda untuk naik kelas.
“Selama ini banyak teman-teman musisi yang punya kemampuan bagus tapi belum tahu arah pengembangannya. Dengan dukungan seperti ini, kita jadi punya ruang belajar dan berjejaring. Ini bentuk nyata perhatian pemerintah,” tutur Fitro.
Selain Risal, hadir pula Tony Lalay (audio consultant) dan Sulistiotomo sebagai pemateri. Mereka berbagi pengalaman tentang dunia tata suara, dari pengaturan audio panggung hingga tips mengelola usaha sound system agar tetap eksis dan menguntungkan.
Turut hadir Sekretaris Disparmudora, Catur Dyan Sintawati, Kabag Prokopim Setda Lutim, Agus Thobrani, dan Kabid Kepemudaan, Andi Mas’ud Rusyid yang ikut memberi dukungan.
Dua hari pelatihan ini mungkin singkat, tapi dampaknya bisa panjang. Bagi sebagian peserta, inilah awal perjalanan baru: menjadikan musik bukan sekadar bunyi yang enak didengar, tapi juga pintu menuju masa depan yang mandiri dan berdaya saing. (DRW)