Sumedang, 28 Oktober 2025 —
Empat guru honorer di SDN Ciherang, Kecamatan Pamulihan, tetap mengajar dengan penuh dedikasi meski telah 15 hingga 20 tahun mengabdi tanpa kepastian status Aparatur Sipil Negara (ASN). Saat ini, mereka tengah menapaki tahap akhir proses Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), membawa harapan baru di tengah perjuangan panjang.
Kepala SDN Ciherang, Ade Mulyana, S.Pd., menyoroti kesulitan guru honorer senior dalam seleksi ASN.
“Rata-rata guru honorer yang sudah lama mengabdikan diri kalah bersaing karena hal-hal teoritis yang dikuasai peserta lebih muda. Padahal dari sisi pengalaman dan loyalitas, mereka luar biasa,” ujar Ade Mulyana saat ditemui di ruang guru, Selasa (28/10/2025).
Ribuan Honorer Masih Menunggu Kepastian
Data BKPSDM Kabupaten Sumedang mencatat ada 3.782 tenaga honorer yang terdaftar di database BKN. Pada 2024, Pemkab Sumedang membuka 400 formasi PPPK, terdiri dari 220 guru, 90 tenaga kesehatan, dan 90 tenaga teknis.
Jumlah ini masih jauh dari kebutuhan riil, karena Sumedang kekurangan sekitar 2.000 guru ASN. Mulai Mei 2025, pemerintah juga menyiapkan tunjangan bagi guru honorer non-sertifikasi yang terdaftar di sistem Dapodik.
Kesejahteraan Masih Jadi PR
Meski peluang P3K terbuka, kesejahteraan guru honorer tetap menjadi persoalan. Survei nasional menunjukkan lebih dari 70 persen guru honorer berpenghasilan di bawah Rp2 juta per bulan, dan sebagian kecil bahkan di bawah Rp500 ribu.
Situasi serupa terlihat di Sumedang, terutama di wilayah pelosok seperti Jatigede, di mana seorang guru pernah menerima honor hanya Rp300.000 per bulan (Kompas, 2019).
Loyalitas Tetap Menjadi Kekuatan
Meski menghadapi berbagai keterbatasan, guru honorer di Sumedang tetap setia mengajar.
“Mereka tetap mengajar sepenuh hati. Kami berharap proses P3K kali ini membawa kabar baik bagi mereka,” tutur Ade Mulyana.
Fenomena di SDN Ciherang mencerminkan wajah pendidikan Sumedang hari ini — pengabdian panjang, perjuangan berat, dan harapan besar. Lebih dari tiga ribu tenaga honorer masih menanti pengakuan yang layak dari negara.
Catatan Redaksi Media Istana
Kisah guru honorer di SDN Ciherang adalah potret nyata perjalanan panjang abdi negara yang terus berjuang tanpa pamrih. Pemerintah diharapkan tidak hanya membuka formasi P3K, tetapi juga menjamin kesejahteraan dan penghargaan yang layak bagi para pendidik yang telah puluhan tahun mengabdi.