Madiun.media istana.com
–Tradisi kuno masyarakat agraris kembali menggeliat di Dusun Sumbersuko, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun.di tengah hamparan padi menguning yang menandai awal musim panen, kelompok tani Dewi Sri bersama warga setempat kembali menggelar ritual adat Methil Mbok Sri sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah, Minggu (30/11/2025
Tepat pukul 08.00 WIB,prosesi adat dimulai di sebuah gubuk kecil yang berada di tengah,jalan area persawahan. Para petani dan tokoh masyarakat menggelar tikar di jalan tengah pematang sawah,tempat sesaji utama berupa jenang sengkolo dua nasi buceng.dan juga ada tambahan nasi yang di sebut berok’an sederhana lengkap dengan lauk-pauk khas Jawa kuno: berupaurap-urap,lalapan.telur rebus,ikan teri,tahu tempe ingkung ayam panggang dua ekor utuh
“Menurut para sesepuh Nasi buceng,tersebut memiliki makna simbolik dalam tradisi Jawa. Methil berarti memetik atau memulai panen, sedangkan Mbok Sri merujuk pada Dewi Sri, dewi padi yang diyakini sebagai lambang kesuburan. Ritual ini menjadi bentuk penghormatan kepada Dewi Sri sekaligus ungkapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

keberhasilan para petani selama masa tanam-mulai dari terhindarnya hama hingga melimpahnya hasil bumi.Selain Methil Mbok Sri, masyarakat juga melaksanakan prosesi Rokat. sebagai wujud syukur sekaligus permohonan perlindungan dari berbagai ancaman yang dapat mengganggu pertanian. Doa dipimpin oleh tokoh agama setempat, Ustadz Muhammad Sajali. Dalam tausiyahnya, ia mengingatkan pentingnya menjaga harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.Tradisi ini bukan sekadar kebiasaan turun-temurun. Ini bentuk rasa syukur kita bahwa hasil bumi bukan hanya buah kerja keras manusia, tetapi juga rahmat Tuhan melalui alam,” ujar Ustadz Sajali di hadapan warga.
“Acara adat ini juga turut mendapat dukungan penuh dari para pemangku wilayah. Kepala Dusun kami tuwo (Kasun) Sumbersuko, Dodik Satrio Nugroho, memberikan apresiasi atas semangat warga dalam melestarikan tradisi leluhur yang sarat nilai kearifan lokal. Ketua Kelompok Tani Dewi Sri, Susanto, beserta bendahara kelompok, Priyanto, juga menyampaikan rasa syukurnya .”Alhamdulillah bisadilaksanakan lagi. Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak.Semoga hasil panen tahun ini lebih baik, dan semoga anak-anak muda terus menjaga tradisi seperti ini,” tutur Priyanto kepada wartawan.media istana.com
Kehadiran para pemangku adat, tokoh masyarakat, serta petani memperlihatkan kuatnya semangat gotong royong yang masih terjaga di Dusun.Sumbersuko.kecamatan.mejayan kabupaten.madiun,Setelah rangkaian prosesi selesai,seluruh warga yang hadir menikmati tumpeng bersama di tengah hamparan sawah. Suasana pun menjadi hangat dan penuh kebersamaan, dengan tawa dan canda mengiringi makan bersama. Momen ini seolah menciptakan ruang harmoni antara manusia dan alam, memperkuat rasa persaudaraan antarwarga.
Tradisi Methil Mbok Sri dan.Rokat tidak hanya memiliki nilai spiritual, tetapi juga berfungsi memperkuat ikatan sosial masyarakat. Melalui ritual ini, nilai-nilai luhur seperti gotong royong, kepedulian sosial, dan kearifan lokal diwariskan kepada generasi muda.Di tengah derasnya arus modernisasi, warga Dusun Sumbersuko menunjukkan komitmen kuat untuk terus melestarikan tradisi agraris ini sebagai identitas sekaligus kekayaan budaya yang harus dirawat dari generasi ke generasi.
(Wartawan: tukiyo)