[10/9 18.02] Dalam protes yang berujung kerusuhan, Menteri Keuangan Nepal dipukuli dan dibuang ke sungai oleh masa
Protes yang telah berlangsung selama beberapa hari tersebut semakin memanas, bahkan Perdana Menteri Nepal K.P. Sharma Oli mengundurkan diri pada hari Selasa 9 September lalu.
Massa aksi juga membakar kediaman perdana menteri dan wakil presiden Nepal yang telah mengungsi ke tempat yang aman.
Protes tersebut berawal setelah pemerintahan Nepal mengeluarkan kebijakan untuk memblokir media sosial mulai dari Facebook, YouTube dan X.
Pemblokiran tersebut dilakukan pemerintahan dalam usahanya untuk membungkam protes yang dilakukan generasi muda dalam menyuarakan kebobrokan pemerintahan.
Bishnu Prasad Pudel yang merupakan Menteri Keuangan mendapatkan penyerangan pada Rabu 10 September di Kathmandu.
Dari video yang beredar terlihat Pudel dikejar, ditendang dan dipukuli oleh massa yang marah serta dibuang ke sungai
Terlihat Pudel hanya pasrah dan tertelungkup kelelahan di bantaran sungai. Tayangan visual dari Kathmandu menunjukkan asap mengepul dari gedung parlemen negara itu, yang dibakar oleh para pengunjuk rasa.
Protes, yang sebagian besar dipimpin oleh orang-orang berusia akhir belasan dan awal 20-an, meletus pada hari Senin, di mana hingga saat ini dilaporkan 19 orang tewas di Kathmandu dan sekitar 400 orang terluka.
Kerusuhan minggu ini adalah yang terburuk dalam beberapa dekade di negara Himalaya tersebut, yang secara berkala menghadapi ketidakstabilan politik dan masalah ekonomi sejak monarki Hindu dihapuskan pada tahun 2008.
Dalam meredam kerusuhan yang terjadi, tentara Nepal telah turun tangan dan menangkap sebanyak 26 orang atas tuduhan penjarahan dan kejahatan.
Lima tersangka ditahan karena menjarah bank di New Baneshwor, sementara 21 lainnya ditahan terkait insiden di wilayah Bouddha, Kathmandu dan Bhaktapur.
Tentara Nepal mengatakan penangkapan tersebut menargetkan kelompok-kelompok yang telah membajak demonstrasi damai untuk melakukan pembakaran, vandalisme, dan pencurian.
Mereka mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, mendukung upaya keamanan, dan menghindari penyebaran informasi yang salah di media sosial, seraya menekankan bahwa kerja sama masyarakat dan informasi yang terverifikasi sangat penting untuk memulihkan stabilitas.