MEDIAISTANA.COM.JAKARTA 25 NOV 25,– Film, “NIA: HARUSKAH AKU MATI, AGAR AYAH KEMBALI?” sukses menggelar Mega Gala Premiere yang sangat emosional di XXI Epicentrum Walk, Kuningan dengan 1506 penonton dan XXI Plaza Senayan yang diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Minangkabau pimpinan Andre Rosiade dengan 1600 penonton. Acara yang diselenggarakan dalam 3 sesi penayangan di Epicentrum dan 1 sesi
dengan 8 studio di Plaza Senayan ini dihadiri banyak pejabat pemerintah, publik figur,komunitas, hingga aktivis.
Aditya Gumay selaku salah satu produser film ini menyatakan, Film NIA bukan sekedar tontonan tetapi Gerakan kebaikan bersama untuk membangun Rumah Tahfiz Quran,pesantren dan gerakan sosial lainnya.Kolaborasi karya hebat sutradara ternama yaitu Aditya Gumay dan Ronny Mepet serta Produser Eksekutif Nicki RV, Aditya Gumay dan Ruben Onsu memberikan nuansa berbeda
pada garapan film ini. Selain itu, totalitas para cast memberikan kekuatan serta chemisry dalam film ini, berikut nama para cast di Film NIA : Syakira Humaira Nia, Qya Ditra ,Andri, Helsi Herlinda – Ibu Eli, Neno Warisman – Mande lIta, Zainal Chaniago – Ayah Asril,Eka Putri – Rini, Aisyah Zahira – Mayang, Machika Eva Luna – Ika , lda Leman – Nenek Andri , Adi Danoe- Dadan, Syakhi Riez – Didi, Diza Refengga- Heri.
Dukungan VVIP: Aksi Nyata Pemerintah
Acara Special Screening ini semakin diperkuat dengan kehadiran sosok penting dalam Nobar sebelumnya: Menteri Kebudayaan RI, Bapak Fadli Zon, dan Gubernur Sumatera Barat, Buya Mahyeldi Ansharullah.Kehadiran mereka menegaskan dukungan pemerintah terhadap isu utama yang diangkat
film: kerentanan anak dan pentingnya peran Ayah dalam keluarga. Dukungan ini
mencapai puncaknya pada Nobar VIP di XXI Plaza Senayan (14 November) dan Nobar Regional di XXI Basko City Mall Padang (20 November), yang masing-masing melibatkan jajaran pejabat, artis, dan Ikatan Keluarga Minangkabau (|KM).
“Film ini bukan hanya fiksi. Ini adalah cermin sosial yang harus kita pecahkan agar semua melihat. Kehilangan Ayah (secara fisik maupun emosional) adalah akar kerentanan yang membuat anak-anak seperti Nia menjadi korban. Kami hadir untuk memastikan pesan ini sampai di meja kebijakan,” ujar Aditya Gumay (Founder Smaradana Pro) dalam
sambutannya. Pesan Advokasi dan Keterlibatan Lembaga Kunci
Konferensi Pers (Prescon) “Kisah Nia adalah case study sempurna mengapa negara harus hadir lebih cepat. Kami mendesak masyarakat untuk tidak memilih diam. Gunakan tagar #HARIBERSAMAAYAH untuk membangun jembatan emosional yang hilang dalam
keluarga Indonesia,”
Keunikan dan Sentuhan Emosional
Gala Premiere ini semakin mengharukan dengan:
1. Opening Act Emosional: Tarian sambutan yang melibatkan 87 anak dan remaja
(terbagi dalam dua sesi) yang melambangkan suara anak-anak yang terabaikan.
2. Penampilan OST: Penampilan menyentuh dari Bulan Madhani (0ST 1) yang
menambah kedalaman emosional film.
3. Usher Nia: Lima Usher berkostum khas Nia, seorang penjual gorengan, membagikan Goodie Bag (berisi voucher dan gorengan) sebagai simbol perpisahan
yang manis, namun memilukan.
“Nia Kurniasari: Haruskah Aku Mati, Agar Ayah Kembali ?” akan tayang serentak di
bioskop seluruh ndonesia mulai 4 Desember 2025, bertepatan dengan momentum untuk membangun kembali nilai keluarga yang hampir hilang. Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menyaksikan dan menjadi bagian dari gerakan ini.
Red/wit