Mamuju – Gerakan Barisan Rakyat Anti Korupsi (GEBRAK) Sulawesi Barat menyoroti lemahnya pengelolaan Program Makan Bergizi (MBG) yang belakangan menuai banyak kasus keracunan anak di berbagai daerah. Ketua GEBRAK Sulbar, Idham, menegaskan bahwa program MBG sejatinya sangat bagus dan berniat mulia, namun hancur di tangan pengelola yang tidak becus.
Banyak anak yang keracunan bukan karena programnya jelek, melainkan karena pengelolaannya yang buruk. Termasuk badan gizi yang dilibatkan juga tidak profesional. Program Presiden Prabowo ini sebenarnya suci, tapi ketika dijadikan lahan bisnis, maka rusaklah program tersebut. Korupsi itu bukan semata karena niat, tapi sering muncul karena ada peluang,” ujar Idham
Kasus keracunan siswa memang terjadi di sejumlah daerah. Di Kabupaten Garut, Jawa Barat, lebih dari 500 siswa dilaporkan keracunan usai mengonsumsi makanan dari program MBG. Hal serupa juga ditemukan di Sulawesi Barat, tepatnya di Kecamatan Malunda, yang sempat rilis di media di mana makanan untuk siswa terpantau basi dan berulat.
Kasihan anak-anak kita yang mestinya sehat malah jadi korban. Pengelola dapur MBG harus bertanggung jawab penuh atas kasus ini,” tegas Idham.
GEBRAK Sulbar sepakat danmendorong pemerintah pusat untuk mengevaluasi total program MBG dan mempertimbangkan mengganti skema menjadi bantuan uang tunai langsung kepada orang tua siswa. Menurut GEBRAK, pola ini jauh lebih praktis, transparan, dan aman bagi keselamatan serta kesehatan anak-anak.
Keselamatan generasi penerus bangsa adalah hal utama yang tidak bisa ditawar. Pemerintah harus segera bertindak agar kasus serupa tidak terulang kembali,” pungkas Idham.