25.1 C
Jakarta
BerandaInfoHubungan dengan Allah Tak Sempurna Tanpa Cinta pada Sesama

Hubungan dengan Allah Tak Sempurna Tanpa Cinta pada Sesama

mediaistana.com//Banyuwangi 10-05-2025 Opini Publik
Oleh: KH. Moh. Ikrom Hasan

Di tengah masyarakat yang religius secara ritual, sering kali muncul pertanyaan mendasar: mengapa masih banyak orang yang rajin shalat, tetapi lisannya kasar ? Mengapa ada yang tekun puasa, tapi ringan menyakiti hati sesama ? Inilah ironi yang kerap terjadi ketika hablumminallah tidak berbuah menjadi hablumminannas.

Padahal, kedekatan seseorang kepada Allah SWT sejatinya akan menciptakan pribadi yang lembut, bijak, jujur, dan penuh kasih. Ibadah yang benar seharusnya menjadi cermin akhlak yang mulia. Allah SWT sendiri menegaskan dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.”
(QS. Al-Ankabut: 45)

Shalat, sebagai rukun Islam yang paling utama, bukan sekadar gerakan tubuh, melainkan penyucian jiwa. Jika seseorang benar-benar menghayati shalatnya, maka ia akan menjaga lisan, menghindari ghibah, tidak zalim, dan gemar menolong.

Rasulullah SAW, yang paling tekun dalam ibadah kepada Allah, juga adalah manusia paling santun, paling adil, dan paling peduli terhadap sesama. Beliau bersabda:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(HR. Ahmad)

Artinya, semakin dekat seseorang dengan Allah, seharusnya semakin tinggi pula manfaatnya bagi orang lain.

Namun dalam realitas sosial, kita kadang menemukan orang yang gemar menghakimi, menyebar kebencian, atau merasa paling benar, padahal dari sisi ibadah mereka sangat tekun. Ini menunjukkan adanya ketimpangan antara hubungan vertikal dan horizontal.

Kesalehan yang sejati adalah yang menyatukan keduanya. Seorang mukmin ideal adalah dia yang hatinya khusyuk dalam dzikir, namun tangannya ringan membantu tetangga. Lisannya basah menyebut nama Allah, namun juga lembut dalam menasihati saudaranya.

Islam tidak hanya mengajarkan bagaimana cara kita bersujud kepada Allah, tetapi juga bagaimana cara kita bersikap terhadap manusia. Jika hablumminallah telah tertunaikan dengan baik, maka hablumminannas adalah buah manis yang seharusnya tumbuh. Inilah esensi Islam yang rahmatan lil ‘alamin: mendekat kepada Tuhan, dan bermanfaat bagi semesta.

Penulis adalah mantan Ketua PPP dan anggota DPRD 3 periode di Kabupaten Banyuwangi

Stay Connected
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Must Read
Berita Terkait

MOHON DIBACA SEBELUM MENULIS BERITA

Berikut ini beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat menulis Berita :

- Perhatikan hukum:

Pastikan informasi yang Anda bagikan legal dan tidak mendukung ujaran kebencian, diskriminasi, kekerasan, atau aktivitas berbahaya lainnya.

 

- Hargai privasi:

Jangan bagikan informasi pribadi tentang orang lain tanpa persetujuan mereka. Ini termasuk nama, alamat, nomor telepon, dan detail sensitif lainnya.

 

- Pertimbangkan

dampaknya: Pikirkan tentang bagaimana kata-kata Anda dapat memengaruhi orang lain. Meskipun sesuatu secara teknis legal, itu mungkin menyakitkan atau menyinggung.

 

- Verifikasi informasi:

Sebelum membagikan informasi, terutama berita atau rumor, pastikan itu berasal dari sumber yang dapat dipercaya.

 

- Bertanggung jawab: Bertanggung jawablah atas informasi yang Anda bagikan. Bersiaplah untuk menjelaskan alasan Anda dan bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin terjadi.

Ingat, membangun komunitas daring yang aman dan saling menghormati adalah tanggung jawab semua orang. Mari kita gunakan kebebasan berekspresi kita dengan bijak!