Sejauh mata memandang saat memasuki wilayah kampung rantau panjang. hanya terlihat lahan kosong yang ditimbuni pohon pohon dan semak belukar. Selain ini nampak bekas bekas galian tambang batubara koridor yang sudah di tinggalkan pemilik tambang.
Saat menyambangi ibu Kepala Kampung Rantau Panjang, Rachmawati Supriady S.pd, di kantornya dengan di dampingi oleh staf kantor membenarkan jika kampung ini masih banyak lahan kosong.
Namun saat di tanya oleh media Borneo terkini perihal apakah ada lahan untuk percetakan sawah, ibu Rachma mengatakan ” tidak ada.” Karena kampungnya kebanyakan bergunung sehingga sulit untuk percetakan sawah.” Ujarnya
” Akan tetapi ada kelompok tani yang menanam padi tapi tidak banyak.” Lanjutnya
Ditambahkannya lagi. ” Ada kelompok tani yang lagi berusaha menanam coklat dan kelapa sawit. Tanaman coklat akan di jadikan tanaman komoditi ke depan. ”
LAMPU PENERANGAN JALAN KURANG, JALAN MASUK KAMPUNG GELAP.
sepanjang jalan masuk kampung rantau panjang di warnai gelapnya jalan. Karena lampu penerang yang di anggarkan oleh Pemkab Berau melalui Dishub Berau belum sepenuhnya memaksimalkan anggaran penerangan lampu jalan. Yang di maksimalkan adalah penerangan lampu kota Tanjung Redeb, Sementara ada kampung yang dekat dengan kota Tanjung Redeb harus di anaktirikan. Kalaupun dipasangi lampu jalan, kepala kampung harus bersurat lagi ke dishub.
Hal ini di sampaikan oleh Bu Rachma saat di tanya belum ada lampu jalan saat masuk kampung hingga di gapura kampung.
Bu Rachma menyampaikan bahwa ada petugas dishub kabupaten datang mensurveinya.
” Kami di minta untuk bersurat lagi ke dishub agar bisa dipasang lampu jalan ” ujarnya.
penulis ( aroel Mandang )