
CIANJUR, 14 November 2025,Media Istana
Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP) Al-Hijrah di Cianjur telah mengambil peran signifikan dalam sektor ketahanan pangan nasional melalui pengembangan unit usaha perikanan skala besar di Waduk Cirata. Dengan pengelolaan intensif pada tujuh (7) unit kolam jaring apung (KJA), BUMP Al-Hijrah sukses membukukan total produksi ikan mas segar mencapai 11,9 ton setiap periode panen.
Inisiatif budidaya ikan mas ini menjadi pilar utama kemandirian pangan bagi Pondok Pesantren Al-Hijrah dan komunitas sekitarnya.
Skala Produksi yang Mengesankan
PImpinan BUMP Al-Hijrah, Bapak H. Cecep,menjelaskan bahwa pencapaian ini adalah hasil dari manajemen budidaya yang disiplin dan penerapan teknologi pakan yang efisien.
”Setiap kolam terapung kami di Cirata dirancang untuk mencapai kapasitas produksi optimal. Dengan 7 kolam yang beroperasi secara penuh, kami mampu menghasilkan rata-rata 1,7 ton ikan mas per kolam. Ini berarti, dalam satu siklus panen, total biomassa ikan yang kami hasilkan mencapai 11.900 kilogram (11,9 ton),” jelas H. Cecep.
Produksi masif ini menempatkan BUMP Al-Hijrah sebagai salah satu entitas pesantren dengan kontribusi terbesar dalam rantai pasok protein lokal.
Jaminan Protein untuk Santri
Pimpinan Pesantren Al hijrah KH Cecep menyatakan bahwa produksi 11,9 ton ikan mas ini memiliki makna strategis yang jauh melampaui nilai komersial.
”Dengan volume panen sebesar ini, kami hampir sepenuhnya menjamin kebutuhan protein hewani untuk seluruh santri dan pengurus pesantren tanpa perlu bergantung pada fluktuasi harga pasar,” ujar Kyai Cecep. “Ini adalah implementasi konkret dari Ketahanan Pangan Berbasis Pesantren, di mana santri tidak hanya mengonsumsi, tetapi juga terlibat langsung dalam proses produksinya.”
Selain untuk kebutuhan internal pesantren, sebagian besar hasil panen juga didistribusikan ke pasar lokal Cianjur dan sekitarnya, serta digunakan sebagai modal untuk mengembangkan produk turunan seperti olahan ikan mas.
Mengatasi Tantangan Budidaya di Cirata
Meskipun Waduk Cirata dikenal memiliki tantangan terkait kualitas air dan overkuota KJA, BUMP Al-Hijrah berhasil menjaga kualitas produksinya melalui monitoring air secara berkala dan penggunaan pakan yang berformula ramah lingkungan untuk menekan FCR (Rasio Konversi Pakan) serendah mungkin.
Keberhasilan BUMP Al-Hijrah ini diharapkan dapat menjadi model percontohan bagi pesantren-pesantren lain di Jawa Barat untuk membangun kemandirian ekonomi melalui pemanfaatan sumber daya perikanan yang cerdas dan berkelanjutan.