34 C
Jakarta
BerandaInfoMedia asing menyoroti mbg perihal 800 siswa keracunan

Media asing menyoroti mbg perihal 800 siswa keracunan

Kejadian siswa sekolah keracunan massal akibat menu dari program Makan Bergizi Gratis atau MBG terus terjadi.

Hingga pertengahan September 2025, tercatat lebih dari 5.000 siswa menjadi korban keracunan MBG ini.

Sabtu (20/9/2025), Istana Kepresidenan akhirnya buka suara, menyampaikan permintaan maaf atas maraknya kasus keracunan massal dalam program MBG di berbagai daerah.

Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi menegaskan, kasus-kasus tersebut bukan hal yang diinginkan pemerintah.

Tragedi kemanusiaan di balik program ambisius Makan Bergizi Gratis (MBG) kini tak lagi sekadar isu dalam negeri. Sejumlah media global ternama mulai mengulas berulangnya kasus keracunan massal yang menimpa ribuan pelajar di Indonesia, sehingga persoalan ini menjadi perhatian dunia.

Hingga pertengahan September 2025, jumlah korban keracunan akibat sajian MBG sudah menembus angka 5.000 siswa. Catatan kelam ini akhirnya memaksa pihak Istana Kepresidenan memberikan tanggapan resmi.

Di tengah derasnya kritik publik dan sorotan dunia, pemerintah melalui Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyampaikan permintaan maaf terbuka.

Prasetyo menegaskan bahwa rentetan insiden di berbagai wilayah tersebut sama sekali bukan kesengajaan pemerintah. Ia memastikan program unggulan ini tidak akan dihentikan, namun akan disertai evaluasi total bersama Badan Gizi Nasional (BGN) serta pemerintah daerah.

“Tentunya kami atas nama pemerintah dan mewakili Badan Gizi Nasional, memohon maaf karena telah terjadi kembali beberapa kasus di beberapa daerah. Yang tentu saja itu bukan sesuatu yang kita harapkan dan bukan sesuatu kesengajaan,” ujar Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (19/9/2025).

Ia juga menegaskan bahwa pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terbukti melakukan kelalaian akan dijatuhi sanksi keras.

Media Dunia Pasang Sorotan

Besarnya skala persoalan ini dengan cepat menarik liputan media asing, yang mempertanyakan kualitas pengawasan serta standar keamanan dari program bernilai ratusan triliun rupiah tersebut.

Kantor berita internasional Reuters menurunkan laporan dengan judul “Over 800 Indonesian students suffer mass food poisoning from government free meals” pada Sabtu (20/9/2025).

Reuters menyebutkan lebih dari 800 pelajar jatuh sakit hanya dalam kurun satu minggu dari dua peristiwa berbeda. Laporan itu mengutip data Institute for Development of Economics and Finance (Indef) yang mencatat lebih dari 4.000 anak terdampak sejak program berjalan Januari hingga Agustus.

Reuters menyoroti kasus di Garut, Jawa Barat, di mana 569 siswa dari lima sekolah mengalami gejala mual dan muntah usai menyantap nasi dan ayam. Peristiwa besar lainnya berlangsung di Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah, dengan 277 anak menjadi korban.

Dalam laporannya, Reuters menekankan bahwa rangkaian insiden tersebut menimbulkan pertanyaan serius terkait pengawasan dapur dan sistem distribusi makanan dalam program yang kini menjangkau lebih dari 20 juta penerima.

Hal senada diberitakan media Singapura, The Straits Times, dengan tajuk “Over 800 Indonesian students suffer food poisoning from eating government free meals”.

Media itu menekankan bahwa tanda tanya besar kini muncul soal standar keamanan dan kontrol atas program yang menargetkan 83 juta penerima dengan anggaran fantastis Rp171 triliun, bahkan akan dilipatgandakan pada tahun mendatang.

The Straits Times juga menyinggung permohonan maaf pemerintah, namun menekankan bahwa opini yang berkembang justru keraguan publik serta masyarakat internasional terhadap kemampuan pemerintah mengelola program raksasa ini secara aman dan efektif.

Kedua media asing tersebut secara tidak langsung mempertanyakan bagaimana sebuah program sebesar ini masih menyisakan celah pengawasan yang begitu fatal.

 

 

Stay Connected
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Must Read
Berita Terkait

MOHON DIBACA SEBELUM MENULIS BERITA

Berikut ini beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat menulis Berita :

- Perhatikan hukum:

Pastikan informasi yang Anda bagikan legal dan tidak mendukung ujaran kebencian, diskriminasi, kekerasan, atau aktivitas berbahaya lainnya.

 

- Hargai privasi:

Jangan bagikan informasi pribadi tentang orang lain tanpa persetujuan mereka. Ini termasuk nama, alamat, nomor telepon, dan detail sensitif lainnya.

 

- Pertimbangkan

dampaknya: Pikirkan tentang bagaimana kata-kata Anda dapat memengaruhi orang lain. Meskipun sesuatu secara teknis legal, itu mungkin menyakitkan atau menyinggung.

 

- Verifikasi informasi:

Sebelum membagikan informasi, terutama berita atau rumor, pastikan itu berasal dari sumber yang dapat dipercaya.

 

- Bertanggung jawab: Bertanggung jawablah atas informasi yang Anda bagikan. Bersiaplah untuk menjelaskan alasan Anda dan bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin terjadi.

Ingat, membangun komunitas daring yang aman dan saling menghormati adalah tanggung jawab semua orang. Mari kita gunakan kebebasan berekspresi kita dengan bijak!