Lumajang -Media istana.com//Sehari Setelah Erupsi, Semeru Masih Keluarkan Asap Panas — Status Waspada Tetap Berlaku”

“Semeru Kembali Bergolak: Petugas Perketat Pengawasan, Warga Diminta Ikuti Informasi Resmi”
Lumajang, Jawa Timur — Sehari setelah erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Rabu, 19 November 2025, kondisi di kawasan terdampak mulai ditangani oleh petugas gabungan, meski aktivitas vulkanik gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih menunjukkan tanda-tanda ketidakstabilan. Pada Kamis (20/11/2025), masyarakat di sekitar aliran lahar dan zona rawan bencana terus diminta waspada terhadap potensi erupsi susulan.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa Jembatan Perak, salah satu akses vital penghubung antarwilayah, masih dapat dilalui kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Meski demikian, kendaraan yang melintas dihimbau untuk berjalan perlahan karena permukaan jalan dipenuhi debu vulkanik dan tumpukan material ringan yang terbawa dari hulu. Beberapa titik juga masih tampak dipantau aparat untuk memastikan kondisi aman bagi pengguna jalan.
Di sisi lain, asap panas dari aliran lahar Semeru masih terlihat meluap dari kawah hingga ke arah lereng. Tim vulkanologi mencatat adanya sisa energi panas yang sewaktu-waktu dapat mengakibatkan aliran lahar dingin maupun lahar panas bila kembali dipicu oleh hujan atau aktivitas internal gunung. Hingga saat ini, tidak ada laporan korban jiwa, namun sejumlah kerusakan material terjadi pada lahan pertanian, peralatan warga, serta beberapa fasilitas umum yang tertutup abu dan lumpur.
Petugas BPBD, TNI, dan relawan terus melakukan penyisiran serta memberikan sosialisasi kepada warga yang tinggal dekat bantaran sungai agar tetap berjaga-jaga. Masyarakat diimbau untuk tidak berada terlalu dekat dengan aliran sungai yang berhulu di Semeru, karena potensi lahar susulan masih dapat terjadi terutama pada musim hujan yang mulai memasuki puncaknya.
Warga sekitar berharap situasi segera pulih dan tidak terjadi aktivitas lanjutan yang lebih besar. “Kami hanya berdoa semoga tidak ada lahar susulan dan kondisi cepat stabil,” ungkap salah satu warga yang rumahnya terdampak abu vulkanik.
Meski situasi dinyatakan terkendali, status kewaspadaan tetap diberlakukan. Pihak berwenang meminta masyarakat mengikuti informasi resmi dan tidak terpancing oleh kabar tidak valid yang beredar di media sosial.
Semeru, yang beberapa tahun terakhir menunjukkan aktivitas fluktuatif, kembali mengingatkan publik bahwa kewaspadaan adalah kunci utama keselamatan.
Dengan koordinasi yang intensif dan respon cepat dari berbagai pihak, diharapkan dampak lebih besar dapat dicegah.
Reporter (NURSALIM)