29.3 C
Jakarta
BerandaBertaSETARA ‘Bicara’-kan Luka dan Piring Retak

SETARA ‘Bicara’-kan Luka dan Piring Retak

Pontianak, kalbar – Mediaistana.com Untuk kedua kalinya, Komunitas Suara Literasi Membara (SETARA) mengadakan kegiatan yang mendapat dukungan dari Kementerian Kebudayaan RI. Kegiatan itu dilaksanakan di Aula Khatulistiwa Balai Bahasa Kalimantan Barat pada Minggu (31/8), dan dibuka oleh Dr. Uniawati, M.Pd., Kepala Balai Bahasa Kalimantan Barat.

Program BICARA (Bincang dan Baca Sastra) merupakan helat tetap dari komunitas yang berada di Kalimantan Barat ini. “Kami punya acara bulanan. Yang di Perpustakaan Kota Pontianak juga baru berlangsung,” ujar Ketua Komunitas, Afiyah Sephi Marshanda, merujuk acara sebelumnya. Di acara tersebut, buku Sasti Gotama, ‘Akhir Sang Gajah di Bukit Kupu-Kupu’ dijadikan bahan diskusi. Komunitas Suara Literasi Membara merupakan satu dari 30 komunitas yang mendapat bantuan Penguatan Komunitas Sastra dari Kembud RI.

Menghadirkan Pradono sebagai pemantik, Buku M. Aan Mansyur dijadikan subjek perbincangan. Seniman kawakan pulau Kalimantan ini membahas lima puisi dari kumpulan puisi ‘Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau’.

Pradono membahas pemenang Khatulistiwa Award 2021 mulai dari kover, jenis huruf hingga multitafsir yang tercipta dalam puisi. “Mengapa Luka …, bisa saya analogikan dengan piring retak. Meski sudah disatukan, luka-lukanya tetap ada,” ujar seniman asal Singkawang itu menjelaskan tafsir judul buku.

Erni Setia Putri, seorang peserta menanyakan dua hal, “Kenapa beberapa puisinya mirip Sutardji? Lalu, kenapa ada katanya yang tidak memakai huruf besar? Karena bisa saja hal tersebut menimbulkan salah tafsir bagi deklamator.”

Pradono menjelaskan, dalam kumpulan buku puisinya, “Singkawang’, ia tidak menggunakan huruf besar. “Pertahankan sampai titik darah terakhir. Ini puisi! Silakan bahas secara akademis. Licentia poetica bukan dimaksudkan agar penyair berlaku seenaknya atas aturan menulis,” tambahnya.

Buku Aan dan 99 buku lainnya memang dijadikan daftar oleh Kementerian sebagai bagian program ini. Sebagaimana disampaikan oleh Ahmad Mahendra, Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, bahwa program Penguatan Komunitas Sastra ini adalah upaya untuk menjembatani antara karya sastra dengan pembaca. Karena selama ini, diseminasi buku sastra masih belum optimal. Komunitas sastra berperan sebagai ujung tombak yang akan menyebarluaskan karya sastra, dengan cara mendiskusikannya dan mengalihwahanakannya.

Baca puisi menjadi alihwahana yang ditampilkan SETARA. Erni dari Sanggar Setia, membacakan puisi berjudul ‘Pertanyaan-Pertanyaan’. Gaya khasnya saat pembacaan mendapat apresiasi dari peserta.

Dari 50 peserta juga datang dari berbagai komunitas seperti Sanggar Puisi Setia, Forum Lingkar Pena Kalbar, Forum Penulis Barat Borneo, Baca Kalbar, dan Kopermekha Bekate. Bahkan Riau Sastra juga mengirimkan ‘utusan’ untuk menghadiri acara.

(Jurnalis:M.Deni Isnaeni)

Stay Connected
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Must Read
Berita Terkait

MOHON DIBACA SEBELUM MENULIS BERITA

Berikut ini beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat menulis Berita :

- Perhatikan hukum:

Pastikan informasi yang Anda bagikan legal dan tidak mendukung ujaran kebencian, diskriminasi, kekerasan, atau aktivitas berbahaya lainnya.

 

- Hargai privasi:

Jangan bagikan informasi pribadi tentang orang lain tanpa persetujuan mereka. Ini termasuk nama, alamat, nomor telepon, dan detail sensitif lainnya.

 

- Pertimbangkan

dampaknya: Pikirkan tentang bagaimana kata-kata Anda dapat memengaruhi orang lain. Meskipun sesuatu secara teknis legal, itu mungkin menyakitkan atau menyinggung.

 

- Verifikasi informasi:

Sebelum membagikan informasi, terutama berita atau rumor, pastikan itu berasal dari sumber yang dapat dipercaya.

 

- Bertanggung jawab: Bertanggung jawablah atas informasi yang Anda bagikan. Bersiaplah untuk menjelaskan alasan Anda dan bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin terjadi.

Ingat, membangun komunitas daring yang aman dan saling menghormati adalah tanggung jawab semua orang. Mari kita gunakan kebebasan berekspresi kita dengan bijak!