Indramayu – Media sosial di Indramayu tengah dihebohkan dengan video protes dari Yuliana Dewi, Sekretaris Desa (Sekdes) aktif Desa Sukareja, Kecamatan Balongan, terkait seleksi tambahan bakal calon kuwu (kepala desa) di Universitas Wiralodra (Unwir).
Yuliana, yang telah menjabat sebagai Sekdes selama dua periode, menilai seleksi tersebut penuh kejanggalan dan berpotensi tidak transparan, terutama bagi desa yang memiliki lebih dari lima calon.
Dalam video yang viral itu, Yuliana mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan nilai 90 pada bagian awal seleksi, sementara peserta lain disebut mendapatkan nilai 0. Ia mempertanyakan validitas hasil tes tersebut dan dampaknya pada hasil akhir.
“Kalau hasil tesnya seperti ini, bagaimana hasil akhirnya nanti? Ini jelas tidak baik,” tegas Yuliana dalam video tersebut.
Yuliana menyoroti indikasi kejanggalan yang terlihat sejak tes tulis hingga wawancara, yang menurutnya memunculkan kesan adanya pengondisian terhadap peserta tertentu.
Ia secara tegas meminta agar seleksi tambahan yang dilakukan di Unwir ditinjau ulang, terutama proses wawancara yang dinilainya “tidak masuk akal”.
“Kecurangan dan pengondisian itu terlihat. Dari tes tulis sudah janggal, dan lebih parah lagi di wawancara. Peserta lain tiba-tiba paling bawah,” ungkapnya.
Dalam video tersebut, Yuliana juga meminta perhatian dari para pejabat tinggi daerah, termasuk Gubernur Jawa Barat, Bupati Indramayu, Ketua DPRD Indramayu, dan Komisi 1 DPRD Indramayu. Ia mendesak agar hasil tes bakal calon kuwu Sukareja dibatalkan dan dilakukan ulang dengan penguji yang berbeda.
“Tolong seleksi kemarin di Unwir diulang. Pengujinya juga harus diganti. Kami ingin proses yang bersih,” pungkasnya.
Iyons74