MediaIstana.com
Banyuwangi, rabu, 12 juni 2025 — Menindaklanjuti hasil mediasi antara pemilik kandang sapi Enzo Farm dan warga Dusun Sumberjati, Desa Dasri, Kecamatan Tegalsari, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi melakukan kunjungan langsung pada hari selasa, 10 juni 2025 ke lokasi kandang sapi yang diduga telah membuang limbah kotoran sapi sembarangan.
Namun, saat dikonfirmasi melalui media whatsapp oleh awak media, pihak DLH Rudianto, tidak memberikan pernyataan resmi terkait hasil kunjungan tersebut.
Malah beredar kabar bahwa kedatangan DLH ke lokasi hanya bersifat pembinaan semata. Bahkan, muncul dugaan bahwa DLH tidak menyarankan pemilik kandang untuk mengurus izin Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
“Kami tentu menyayangkan langkah Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi yang baru hadir dan memberikan pembinaan ketika sebuah usaha mengalami pergolakan. Jika boleh berandai-andai, apakah DLH Banyuwangi akan tetap melakukan pembinaan jika situasinya tidak viral terlebih dahulu ? Lalu, bagaimana dengan pengusaha peternakan sapi lainnya ? Sudah menjadi keharusan DLH diisi oleh orang-orang yang berkompeten dan memiliki komitmen terhadap lingkungan hidup itu sendiri untuk itulah mereka seharusnya mengabdi,” kata Rizal.
Di lain sisi pihak Enzo Farm, memberikan 300 sak semen kepada warga lingkungan dusun sumberjati, desa Dasri, khususnya area terdampak pelanggaran pembuangan limbah kandang sapi.
Bantuan tersebut di salurkan pada pembangunan mushola. pada hari kamis, 11 juni 2025 langsung ke lokasi pembangunan dengan di saksikan warga.
Namun sangat tidak di benarkan saat pelaku usaha yang memiliki omset milyaran rupiah, dan termasuk dalam kategori pengusaha tingkat nasional, tidak bisa menunjukkan legalitas pengurusan limbah (IPAL).
Situasi ini menimbulkan pertanyaan di tengah masyarakat, mengingat pentingnya pengelolaan limbah peternakan demi menjaga kelestarian lingkungan dan kenyamanan warga sekitar.
“Ini kan akhirnya kontradiksi dengan rasa kepeduliaan terhadap lingkungan hidup itu sendiri. Sedari awal pengusaha itu harusnya mendapat jaminan kenyamanan dalam investasi dari pra hingga pasca beroperasi di Baanyuwangi, stakeholder bertindak sebagai penunjuk arah agar mereka tidak tersesat dalam birokrasi, kan begitu. Jadi sekali lagi yang menghambat investasi daerah itu bukan preman tapi ketidakpedulian,” tuturnya.
Warga juga berharap ada tindak lanjut nyata dari pihak terkait untuk memastikan limbah peternakan dikelola sesuai aturan yang berlaku, tidak malah menimbulkan kesan adanya ketakutan pemerintah terhadap pengusaha pengusaha nakal, yang acap kali menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. (*)