Mediaistana.com Banyuwangi//Ketua umum APPM Hebat Banyuwangi memanfaatkan momen di hari kelahiran Pancasila mengirimkan karangan bunga sebagai bentuk Apresiasi terhadap Polresta Banyuwangi yang telah berhasil menangkap prajurit dari sekolompok mafia Pupuk bersubsidi di Banyuwangi.
Selama ini Rofiq Azmy getol menyuarakan hak-hak petani untuk memperoleh pupuk bersubsidi dengan mudah dan murah. Sebagai langkah konkret, Rofiq tidak hanya melaporkan praktik-praktik culas terhadap pahlawan pangan tersebut ke Polda Jatim saja, bahkan rencana aksi yang akan di lakukan sesuai dengan surat pemberitahuan aksi per tanggal 18 Februari 2025 berujung mediasi dengan pihak-pihak yang dianggap berwenang. Mediasi yang saat itu berlangsung di Lounge Pemda Banyuwangi dihadiri oleh KP3, Pupuk Indonesia dan Wakil Ketua DPRD dari fraksi Demokrat serta disaksikan oleh aparat kepolisian dari Polresta Banyuwangi.
“Empat orang tersangka yang kini sudah proses di kejaksaan adalah bentuk konkrit pemberantasan mafia Pupuk, namun sayang nya tangkapan tersebut belum mengarah pada laporan saya yang di tangani oleh Subdit 4 Direskrimsus Polda Jatim.”ungkap Rofiq
Jika laporan dari saya tidak di patahkan namun di jadikan dasar untuk di kembangkan, kemungkinan besar akan mendapatkan tangkapan banyak yang akan didapatkan dari beberapa kecamatan diantaranya Wongsorejo, Tegaldlimo, Gambiran dan kecamatan yang lain, sayangnya 4 tersangka ini diduga untuk mengaburkan laporan saya di Polda Jatim,” sesal rofiq.
Namun dengan demikian meski 4 tersangka ini hanyalah bagian kecil dari Emprit, Namun upaya yang di lakukan oleh Polresta Banyuwangi adalah bukti bahwa Panglima dan Ratu Emprit (hama si tukang kemplang) itu ada, mungkin Panglima dan Ratu mafia Pupuk masih dapat berlindung,” Katanya.
Rofiq berharap, penegakan hukum terhadap hak-hak petani harus menjadi prioritas seiring dengan program ketahanan pangan nasional. “Agar Program ketahanan pangan nasional di Banyuwangi ini berjalan lancar dan sukses saya kira perlu adanya kepastian hukum terkait keberadaan dan harga pupuk bersubsidi untuk petani yang bersifat absolut dan mengikat tanpa tawar menawar. Maka, untuk menegakkan keadilan itu prinsipnya harus seperti ucapan Asma’ binti Abu Bakar RA kepada anaknya, Abdullah bin Zubair yang kondisinya saat itu sedang diburu oleh Yazid bin Mu’awiyah. Yakni, “Isy kariiman wa Mut Kariima” yang kurang lebih artinya hiduplah mulia atau mati syahid/mati dalam kemuliaan,” tutupnya.